Kamis, 19 Oktober 2017

Ada Apa dibalik Pembuatan Tape?

Membuat Tape, tema Zat dan karakteristiknya

Hari ini (19/10), kelas dagdigdug membuka lemari. Akankah tape yg mereka buat pada pekan lalu itu, berhasil?

Ya, ini pembelajaran tema benda atau zat, submateri perubahan kimia. Paling mudah belajar tentang soal ini dengan membuat tape. Sebagai pembanding, singkong kukus yang sudah ditaburi ragi, dibiarkan terbuka, dan hasilnya : gagal jadi tape. Malah tumbuh kapang atau jamur di singkongnya.

Ternyata, setelah penutup daun pisangnya dibuka. Its works. Cantik tapenya. Tapi beberapa anak langsung menutup hidungnya karena tak kuat dengan baunya.

Tape memang istimewa. Pembuatannya melibatkan 2 perubahan sekaligus, yaitu fisika dan kimia. Perubahan fisikanya pada singkong yang semula keras jadi lembut. Dan kimiawinya, ini yang penting, menghasilkan zat baru yaitu : etil alkohol dan karbondioksida, dari asalnya yang karbohidrat. Sains menyebut prosesnya sebagai fermentasi.

"Pak, leherku panas", kata Hasna setelah menyicip tapenya. Ya, itulah ciri-ciri alkohol, jika dikonsumsi. "Halal nggak?" tanyaku. "Halal...", jawab anak-anak serempak. Dialog lalu dilanjutkan tentang minuman keras beralkohol yang haram bagi seorang muslim.

Tapi, dari 4 kelompok, tape yang rasanya manis hanya ada di satu kelompok, yang lain rasanya asam. Mengapa bisa begitu? Jawaban anak-anakpun beragam. Ada yang berpendapat karena singkongnya direbus bukan dikukus, ada yang bilang raginya kurang banyak. Ada juga yang menjawab karena beda jenis singkongnya. Dan ada yg berpendapat karena telat membuka atau memanen tapenya. Mana yang benar? Melihat ragam jawaban, saya sendiri sudah cukup senang.

Oya, ada istilah sains lagi yang mereka dapat, yaitu Anaerob. Tape sukses besar jika prosesnya anaerob alias kedap udara. Mengapa begitu? Sudah dulu, kita nikmati tapenya dulu...

Tape yang gagal

Tape yang sukses


0 komentar:

Posting Komentar